Penyajian Informasi Kependudukan Berbentuk Tabel Diagram Gambar Peta Indonesia - Informasi kependudukan di Indonesia sampai saat ini masih kurang optimal. Media untuk mengomunikasikan masalah kependudukan masih terbatas pada lingkungan tertentu (akademisi, peneliti, dan penentu kebijakan). Data atau informasi kependudukan merupakan aspek yang sangat penting dalam pembangunan nasional. Hal ini dikarenakan penduduk merupakan subjek dan sekaligus objek pembangunan. Oleh karena itu, data kependudukan harus dikemas menjadi suatu keterangan yang bersifat informatif.
Kualitas data kependudukan di Indonesia jika dicermati masih tidak terlalu akurat. Terkadang ada data kependudukan yang berbeda untuk daerah yang sama. Misalnya, antara data yang ada di kantor desa berbeda dengan data yang ada di kantor kecamatan, dan berbeda dengan data yang ada di kantor kabupaten atau kantor statistik. Seharusnya, di kantor desa data kependudukannya lebih lengkap dan akurat, karena di lingkungan desa atau kelurahan merupakan ujung tombak pelayanan masyarakat sehingga dinamika kependudukan senantiasa terpantau setiap saat.
Adanya ketidakakuratan data kependudukan di Indonesia, di antaranya disebabkan oleh faktor-faktor sebagai berikut.
1. Pendataan kependudukan di Indonesia masih banyak mengalami hambatan, di antaranya disebabkan kondisi geografis wilayah, seperti banyak pulau dengan jarak yang berjauhan, bentuk morfologi (seperti gunung, sungai, lembah, rawa, dan hutan), dan kondisi cuaca yang sulit diprediksi.
2. Kesadaran masyarakat untuk memberikan informasi yang lengkap dan sebenarnya masih belum optimal.
3. Kesadaran masyarakat pada akurasi data dan pentingnya data sensus dalam perencanaan dan penentuan kebijakan masih tergolong rendah.
4. Penguasaan teknologi informasi masih rendah sehingga belum dimanfaatkan secara maksimal oleh lembaga-lembaga terkait untuk menampilkan website informasi kependudukan secara akurat dan tepat.
Pelaksanaan dan data yang dihimpun dalam sensus penduduk belum terpadu, data kurang lengkap, dan tidak menyeluruh sehingga masih dilakukan kegiatan lain, seperti survei penduduk, registrasi penduduk, dan Susenas (Survei Sosial Ekonomi Nasional).
Lembaga yang menghimpun dan mempublikasikan data kepen dudukan adalah Badan Pusat Statistik (BPS), BKKBN, Departemen Transmigrasi, Bapenas, dan Departemen Dalam Negeri. Akan tetapi, terkadang data yang ada seringkali berbeda antara satu lembaga dengan lembaga yang lain. Oleh karena itu, perlu dibentuk suatu lembaga yang menangani mengenai data kependudukan yang akurat dengan memiliki validitas yang tinggi sebagai sumber data utama dan acuan bagi lembaga yang lain.
Data tersebut harus mudah diakses baik melalui media cetak maupun teknologi informasi. Data kependudukan yang terhimpun biasanya disajikan dalam bentuk informasi kuantitatif, seperti usia, jumlah anggota keluarga, peng hasilan, dan data yang lainnya. Informasi kualitatif meliputi jenis kelamin, pekerjaan, tempat tinggal, dan status perkawinan. Data tersebut harus diolah menjadi data yang bersifat informatif dan mudah dipahami.
Agar data kependudukan menjadi data yang informatif maka penyajian data harus disusun dalam bentuk tabel, diagram, peta, dan gambar.
1. Penyajian Data Kependudukan Berbentuk Tabel
Kelebihan penyajian data kependudukan dengan menggunakan tabel adalah sebagai berikut.
a. Memudahkan dalam membandingkan antara satu komponen dan komponen yang lainnya.
b. Memudahkan dalam membandingkan antara periode tertentu dan periode yang lainnya.
c. Data dapat disajikan secara akurat.
d. Dapat menyajikan data yang kompleks.
Berikut ini adalah contoh penyajian data kependudukan dengan menggunakan tabel. Perhatikan Tabel 2.8 mengenai jumlah penduduk Indonesia tahun 2000.
Berdasarkan tabel tersebut maka pembaca akan dapat membandingkan antara jumlah penduduk satu pulau dan pulau yang lainnya di Indonesia. Tabel tersebut memberikan gambaran bahwa penduduk Indonesia yang berjumlah 202,96 juta jiwa sebagian besar (59,33%) terakumulasi di pulau Jawa dan Madura. Oleh karena itu, perlu adanya program pemerataan penduduk dalam bentuk transmigrasi agar jumlah penduduk dan program pembangunan ekonomi dapat tersebar secara merata di seluruh pulau di Indonesia.
Berdasarkan tabel mengenai perbandingan jumlah penduduk Indonesia dapat memban dingkan jumlah penduduk Indonesia dari suatu periode tertentu ke periode yang lainnya, dan antara satu pulau dan pulau yang lainnya di Indonesia. Tabel tersebut memberikan gambaran bahwa penduduk Indonesia selalu mengalami peningkatan (pertumbuhan), pada 1980 berjumlah 147,2 juta jiwa menjadi 202,96 juta jiwa pada 2000. Selama 20 tahun penduduk Indonesia mengalami kenaikan sebesar 55,76 juta jiwa atau naik sekitar 37,88% (1,88% per tahun). Oleh karena itu, perlu adanya program pengendalian laju pertumbuhan penduduk, penyiapan kebutuhan pangan, dan sarana social lainnya untuk mengurangi percepatan laju pertumbuhan penduduk.
Perhatikan Tabel 2.10 tentang jumlah dan laju pertumbuhan penduduk Indonesia menurut provinsi (1971–1990).
Berdasarkan tabel tersebut pembaca akan mendapatkan gambaran yang lebih rinci dan akurat tentang data kependudukan, baik jumlah maupun laju pertumbuhannya dari 1971–1990, termasuk pe nye barannya di tiap provinsi.
Tabel 2.10 berbeda dengan tabel sebelumnya yang hanya menampil kan satu tema, yaitu jumlah penduduk. Adapun Tabel 2.10 menampilkan dua tema, yaitu jumlah dan laju pertumbuhan penduduk. Penyajian data berbentuk tabel juga dapat menampilkan berbagai jenis data, seperti pada Tabel 2.11 berikut.
Berdasarkan tabel tersebut maka pembaca akan memperoleh gambaran data kependudukan yang lebih kompleks sehingga dalam satu tabel dapat menyajikan berbagai jenis data mengenai kependudukan.
2. Penyajian Data Kependudukan Berbentuk Diagram
Selain berbentuk tabel, data kependudukan dapat disajikan dalam bentuk diagram. Kelebihan penyajian data kependudukan dengan menggunakan diagram adalah sebagai berikut.
a. Dapat membandingkan kisaran antara satu komponen dan komponen yang lainnya.
b. Mudah dipahami karena datanya lebih sederhana. Contoh diagram kependudukan yang dapat membandingkan kisaran antara satu komponen dan komponen yang lainnya yaitu sebagai berikut.
Berdasarkan diagram tersebut dapat dibandingkan kisaran jumlah penduduk antara pulau yang satu dan pulau yang lain, dan ternyata penduduk Indonesia sebagian besar terkonsentrasi di Pulau Jawa dan Madura. Contoh bentuk diagram selain diagram yang ditampilkan di atas, antara lain sebagai berikut.
3. Penyajian Data Kependudukan Berbentuk Gambar
Kelebihan penyajian data kependudukan dengan menggunakan gambar adalah memberikan informasi secara kualitatif tentang bentuk dan karakter penduduk atau lokasi layanan umum/sosial, seperti pakaian adat, rumah adat, atau suku tertentu. Kelemahan penyajian data ke pendudu kan dengan gambar adalah tidak diketahuinya angka dan perkembangan yang lengkap.
4. Penyajian Data Kependudukan Berbentuk Peta
Selain berbentuk tabel, diagram, dan gambar, data kependudukan juga dapat disajikan dalam bentuk peta. Pembuatan peta yang menyajikan data kependudukan agak rumit jika dibandingkan dengan menggunakan tabel, diagram, atau gambar. Perlu ketelitian dan kecermatan dalam pem buatan peta kependudukan karena data yang ditampilkan biasanya meng gunakan simbol dan warna tertentu untuk menunjukkan jumlah penduduk.
Kelebihan penyajian data kependudukan dengan menggunakan peta adalah dapat memberikan informasi kependudukan yang cakupannya lebih luas. Dengan menggunakan peta pembaca dapat melihat data kependudukan di dunia dengan mudah. Jika ditampilkan dengan menggunakan tabel, data kependudukan di dunia akan sulit ditampilkan dan sulit untuk dipahami.
Berikut ini adalah contoh data kependudukan yang disajikan dalam bentuk peta.
Sekian materi mengenai Penyajian Informasi Kependudukan dari Geografisku, semoga bermanfaat.
0 Response to "Penyajian Informasi Kependudukan"
Posting Komentar