Pandangan Geografi Modern dan Abad ke 19 20

Pandangan Geografi Modern dan Abad ke 19 20 - Adalah mari kita bahas dengan materi dibawah ini bersama sama:



Pandangan geografi modern
Sperti halnya Veranius, Immanuel Kant (1724-1804) telah menganggap geografi sebagai displin ilmiah. Menurut Kant, ilmu pengetahuan dapat dipandang dari tiga pandangan yang berbeda. Pertama, ilmu pengetahuan yang meggolongkan fakta berdasarkan jenis objek yang diselidiki. Kedua, Ilmu pengetahuan yang yang memandang hubungan fakta-fakta sepanjang masa. Ketiga, ilmu pengetahuan yang mempelajari fakta-fakta yang berasosiasi dalam ruang.




Pandangan geografi pada akhir abad ke19 dan awal abad ke-20
Pada skhir abad ke-20 geografi memusatkan perhatiannya terhdap iklim, tumbuhan dan hewan, dan terutama tethadap bentang alam. Kebanyakanahli-ahli geografi pada periode ini memperdalam geologi dan mempergunakan metodelogi geologi dalam penyelidikannya. Dan sebaliknya geografi manusia menjadi ssemakin lemah. 


Pandangan Geografi Modern dan Abad ke 19 20



Geografi manusia pada akhir abad ke-19 masih bercorak geografi Ritter dimana geografi ini mencitra manusia dalam hubungannya dengan lingkungan, tanpa ada perspektif baru. Hal ini mungkin disebabkan karena kedudukan Ritter sebagai tokoh geografi di Universitas Berlin setelah kematiannya tahun 1859 untuk waktu yang lama dan tidak ada yang menggantikannya. Demikian juga di Inggris sejak pengunduran diri tokoh geografi Alexander Maconochie di tahun 1830-an, menyebabkan geografi di negara itu tidak berkembang.

Meskipun di universitas geografi manusia tidak memperoleh kemajuan tetapi tdak demikian halnya diluar universitas. Di Amerika Serikat Mayor John Wisley  Powell (1834-1902) mempelajari bentang lam dan sumberdaya air untuk menyarankan penggunaan tanah disuatu tempat dengan sebaik-baiknya. George Peskina Marsh (1802-1882) mempunyai perhatian khusus tentang betapa pentingnya mengkonservasi sumberdaya.

Pada pendahuluan bukunya yang berjudul Man and Nature, or Physical Geography as Modified by Human Action (1864), Marsh berpendapat bahwa Von Humboldt dan Ritter merupakan tokoh-tokoh daripada aliran baru geografi yang pernah mengatakan bahwa ‗seberapa jauh keadaan lingkungan fisikal mempengaruhi kehidupan dan kemajuan social‖. Kemudian timbul pertanyaan pada diri Marsh : bagaima manusia mengubah permukaan bumi? Dalam hal ini Marsh ingin menekankan bahwa permukaan bumi yang menentukan kehidupan manusia, tetapi manusia yang mengubahpermukaan bumi untuk kehidupannya yang lebih baik, namum keadaan yang lebih jelek akan terjadi apabila manusia merusak lingkungan alamnya.

Selain daripada itu Friedrich Ratzel (1844-1904) telah mempelajari pengaruh lingkungan fisik terhadap kehidupan manusia. Jilid pertama dari bukunya Anthropogeographie terbit di tahun 1882. Ratzel menambahkan selain lingkungan alam, aktivitas manusia merupakan factor penting dalam suatu kehidupan disuatu lingkungan. Selain geografi,Ratzel juga belajat ,dia berpendapt bahwa diadakan perbandingan antara kelompok manusia yag berbeda, pastilah manusia itu sendiri yang menentukan dan terutama keadaan yang ditimbulkan oeeh lingkungan kebudayaannya.

Berbeda Anthropogeographie jild pertama, buku jilid kedua (1891) menekankan kepada uraian tentang penyebaran dan kepadatan penduduk, pembentukan pemukiman, migrasi penduduk, dan penyebran kebudayaan. Untuk menjelaskan hal ini Ratzel tidak menitik beratkan kepada pengaruh lingkungan terhadap manusia tetapi kedua fenomena inisama kedudukannya. Pada waktu itu Ratzel mempunyai pengaruh besar terhadap ahli-ahli geografi di Amerika Serikat.. Berbeda dengan keadaan di Amerika Serikat, di Eropa environmentalism agak kurang popular.

Di tahun 1883 Ferdinand Von Richthofen mengusulkan agar geografi merupakanilmu pengetahuan chorologi. Pengikut Von Richthofen, Alfre Hettner (1859-1941) yang mendapat pengaruh dari ahli-ahli geografi Amerika mengembangkan pandangan Von Richthofen dari pandangan tentang kaitan antara lingkungan alam dengan manusia kepada studi wilayah. Sejalan dengan pemikiran Alfred Hettner, Vidal de la Blace (1854-1918) berpendapat bahwa studi tentang lingkungan fisikaldan maasyarakat harus disatukan Karen atujuan geografi ialah untuk menyelidiki bagaimana suatu masyarakat telah atau sedang dipengaruhi oleh ligkungan fisikalnya.


Sebelumya mengenai Geografi Abad Pertengahan ini dapat menambah pengetahuana anda


Daerah dimana proses ini telah atau sedang berlaku akan membentuk suatu unit yang disebut wilayah‘ atau region‘. Jelaslah bahwa wailayah yang dimaksudkan oleh Vidal de la Blache merupakan arena dimana berlaku interaksi antara manusia dengan lingkungan fisikal yang bersifat local. Hal ini berarti bahwa ciri-ciri penting suatu disuatu wilayah mungkin tidak mempunyai hubungan dengan cirri-ciri wilayah yang lain.

Oeh karena itu konsep Vidal de la Blache tentang geografi adalah bersifat wilayah‘, dan hal ini berbeda dengan konsep sistematik yang dianut oleh Von Humboldt dan Ritter sebelumnya. Pendapat Vidal de la Blache adalah sesuai dengan keadaan Eropa sebelum revolusi industri dan sesuai pula dengan wilayah yang ekonominya masih berdasarkan peasant agriculture dan local self sufficiency. Konsep Vidal ini tidak sesuai bagi negara-negara yang telah maju, oleh karena negara-negara yang telah maju tidak lagi bersifat local.


0 Response to "Pandangan Geografi Modern dan Abad ke 19 20"

Posting Komentar